KH. Musthofa Bisri atau biasa
disapa Gus Mus merupakan salah satu dari sekian banyak Ulama’ yang kita miliki. Gus adalah sapaan
ala masyarakat pesantren kepada seorang putra Kyai. Ya, Gus Mus adalah putra
dari KH. Bisri Musthofa (Pondok Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang).
Gus Mus, Kyai lulusan Universitas
Al Azhar Cairo ini sekarang sedang disibukkan dengan menjadi pengasuh di Pondok
Pesantren Raudlatuth Thalibin Rembang. Selain
dikenal sebagai seorang Kyai, Gus Mus juga dikenal sebagai seorang Budayawan,
Penulis produktif, dan Seniman. “Cintamu”, “Ada Apa Dengan Kalian”, “Sajak Atas
Nama”, dan “Gelap Berlapis-lapis”, adalah sekian dari banyak puisi karya
beliau. Diantara puisi-puisi karya Gus Mus, “Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus
Bagaimana” adalah salah satu yang aku sukai. Rangkaian kata Bahasa Indonesia
dengan menggunakan tata Bahasa Arab ala Gus Mus yang satu ini memiliki seni
yang tinggi. Kritik pedas yang disampaikannya terdengar sangat indah karena
dibalut dengan seni. Apalagi alunan musik yang syahdu dan logat khas bacaan Gus
Mus yang semakin membuat keindahan puisi ini begitu lengkap. Selamat menikmati
sajian kali ini......
“Kau Ini Bagaimana Atau Aku
Harus Bagaimana”
Kau ini bagaimana
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir
Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kapir
Aku harus bagaimana
Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan
Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku
Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain
Kau ini bagaimana
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilNya dengan pengeras suara setiap saat
Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah
Aku harus bagaimana
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku kau suruh bertanggung jawab, kau sendiri terus berucap Wallahu A’lam Bisshowab
Kau ini bagaimana
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku
Aku harus bagaimana
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah ku pilih kau bertindak sendiri semaumu
Kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu
Kau ini bagaimana
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis
Aku harus bagaimana
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja
Kau ini bagaimana
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Aku bilang terserah kau, kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, kau tak suka
Aku bilang terserah aku, kau memakiku
Kau ini bagaimana
Atau aku harus bagaimana
Atau aku harus bagaimana
apik iki..
ReplyDeletesuka sama puisi yang satu ini..
dan saya baru tahu nama beliau baru-baru ini -_-
Wah ning unnie..:D
DeleteMasih ada banyak lo karya2 beliau yang bagus2. Cari deh..
ka bukunya yg mana sih ini puisi ???
DeleteBagus sekali. Aku pertama tahu puisinya Gus Mus yang ini....:D
ReplyDeleteIya mas Indra Purnama.. Silahkan dengarkan puisi2 beliau yang lain yang tidak kalah bagus, seperti Aku tak bisa lagi menyanyi, Negeriku, Di negeri amplop, Negeri hahahihi, dan Aku masih sangat hafal nyanyian itu. :)
DeleteOh.. Mustofa Bisri..
ReplyDeleteHakekat dirimu kau tuangkan dalam puisi
Semua yang kau debat adalah ajaran Nabi
Tak ku sangka kau begitu berani
Ajaran Nabi kau tertawakan hi hi hi
Oh.. Mustofa Bisri..
Ketika dulu aku masih kuliah
Aku selalu datang dimanapun kau ceramah
Aku selalu menyimak perkataanmu yang penuh petuah
Aku semakin yakin kau wali penuh karomah
Oh.. Mustofa Bisri..
Kini aku terperanjat dan nelangsa
membaca pusimu berjudul "lalu aku harus bagaimana..??"
Kini kekagumanku padamu berangsur sirna
Mustofa Bisri yang dulu dan sekarang sudah berbeda
Oh.. Mustofa Bisri..
Seluruh Putra-Putri Nabi meninggal tidak di SELAMATI
Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
Membaca puisimu aku sangat ngeri
Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri
Ketika Nabi wafat tidak di SELAMATI
Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
Membaca puisimu aku sangat ngeri
Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri
Tak satupun sahabat yg gugur dan meninggal di SELAMATI
Tapi malah kau debat dalam bentuk puisi
Membaca puisimu aku sangat ngeri
Ada apa denganmu Oh.. Mustofa Bisri
Apakah kira-kira Nabi tidak mengerti..??
Putra-Putrinya meninggal tidak diselamati..??
Padahal beliau adalah seorang Nabi
Apa pendapatmu Oh.. Mustofa Bisri..
Apakah kira-kira Nabi tidak mengerti..??
Ada amalan mulia yaitu "SELAMAN dan KENDURI"
Padahal beliau adalah seorang Nabi
Apa pendapatmu Oh.. Mustofa Bisri..
Kau debat jenggot dan celana cingkrang..
Padahal itu Sunnah Nabi yang sangat terang
Seolah kau anggap kami yang mengarang..
Ada apa denganmu wahai Budayawan yang sudah malang melintang
Oh.. Mustofa Bisri..
Kau dahulu adalah IDOLA ku
Kini sikap dan tulisanmu membuatku pilu
Tarik lah semua puisi yang melecehkan Nabi mu dan Nabi ku
Semoga Alloh memberi hidayah padamu..
==dibuat oleh Dua Sahabat==
pengagum Gus Mus yang dulu
bukan gus mus yang sekarang
Terus semangat belajar bung. Jangan pernah berhenti belajar! :)
Deletekata kata mana yang melecehkan Nabi akhi?
Deletesepertinya puisi diatas menyinggung pemerintahan, kenapa larinya ke Nabi hadeeehhh....
DeleteSepertinya lagi agak bingung ini...
Delete"Kau debat jenggot dan celana cingkrang..
DeletePadahal itu Sunnah Nabi yang sangat terang"
Urus wae jenggotmu ben dawa
Urus wae clanamu ben cingkrang
Sepertinya butuh aqua iniih..cck
Deletenikmatnya kebersamaan dan begitu indahnya perbedaan.... V^_^
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteMaaf, Mas Dua Sahabat, puisi mengenai "Lalu Aku Harus Bagaimana" yang terdapat kata jenggot dan celana cingkrang itu bukan puisi Gus Mus.
DeletePuisi itu,,yang tau makna aslinya ya cuma si pembuat puisi.kita yang baca bisa mempunyai pandangan yang berbeda tentang makna.mari berpikir jernih.
DeleteDua sahabat puisi apaan sih? Gak jelas
DeletePerlu banyak belajar muamalah abangku 2 sahabat ini,biar faham mahdoh & muamalah,hingga tidak gampang fanatik,& mampu bersikap santun
Deleteaku suka puisi ini, karena cocok dgn lingkungan kerjaku dan untuk seseorang yg aku kenal, orang yg membuat kita serba salah
ReplyDeleteka tau bukunya engga
DeleteHehehe hati2 dalam berkata...jika aku bilang merah...sebagian orang langsung ingat darah padahal penulis maksudnya bunga mawar.
ReplyDeleteI like this poetry so much.. I know these poetry from my friends when we are in Oprec P&K.
ReplyDeleteOhh . . a beautiful poetry
good pokok.eee
ReplyDeleteGus mus idolaku
ReplyDeleteka tau bukunya yg ada puisi ini???
DeleteKeren Lahh
ReplyDeletegus mus ,,,,sippp,,,,,,,
ReplyDeleteprsaan gk ada sangkut pautnya dgn nabi deh,,
ReplyDeleteSaya baru saja menyaksikan mata najwa siang hari ini..sosok kh mustofa bisri begitu menyentuh hati. Alhamdulillah kita memiliki kyai yang mengayomi seperti kh mustofa bisri.
ReplyDelete(Ahmad supsrtono)
Membacanya langsung merinding ��
ReplyDeleteka tau bukunya engga
DeleteTernyata banyak insan yang tertipu dengan bualan Mustopa bisri .. sungguh mengerikan.
ReplyDeleteYang penting tidak tertipu dengan bualan Anda
DeleteYoben daripada sok suci
DeleteEnte sering membual
DeleteMantep sastrawan kebangaan saya.
ReplyDeleteBeliau inspirasi dalam sastra indonesia.
Jozzz
ReplyDeleteCompliments of the day,
ReplyDeleteI am Mrs Belen Watson, I'm writing this message to you With due
respect, trust and humanity, I got your email address after an
extensive on-line search via network power charitable trust for a
reliable person. I appeal to you to exercise a little patience and
read through my letter, I feel quite safe dealing with you in this
important message, I'm sincerely writing this email to you with pains,
tears and sorrow from my heart, I will really like to have a good
understanding with you and i have a special reason why i decided to
contact you, I decided to contact you due to the urgency of my
situation. I'm writing you from hospital bed, Therefore this message
is very urgent. I have a donation to make which I will need your
assistance to carry it out, I will be 62 years old this coming month,
I'm a widow and a government worker for many years here in Ivory
Coast. I have sum of US$5Million (five Million United States dollars)
with my late husband Hon. John Watson, I want to give it out to,
I have a serious cancer disease and will be going for my third
surgical operation, although the doctors had already confirmed that I
will only last for some months but I am glad that the lord has kept me
safe and guided me to accomplished my desires. I want you to contact
my house helper, I have given him the documents of the funds and have
directed him to a lawyer that will assist you to change the documents
of the fund to your name to enable my bank transfer the fund to you.
Stephen Judge.
Address: Avenue 16, Wade Ave,
Abidjan 16, Cote d'Ivoire.
+225 56 25 27 68
He will give you the documents and direction on how you will contact
the lawyer that I have appointed to him to assist you, The lawyer will
do everything on your behalf here in Ivory Coast to assure the success
of the transaction.
This are the favour i need from you after you received the fund under
your control.
(1) Give 10% of the money to Stephen Judge. as he has been here for me
throughout my illness and I have promised to support him, therefore
you will take him as my or your child.
(2) Give 60% of the money to Charity organizations, orphanage homes
and Churches e.t.c, on my name so that my desires will be fulfilled.
(3) The remaining 30% should be for you and others that you may
personally wish to assist.
email me back :belenwatson5@gmail.com
Remain Blessed.
Mrs Belen Watson
Inspiratif.... mantap..... banyak memberi pembelajaran buat anak bangsa.
ReplyDeletetau bukunya pak ? saya mau beli tapi gatau bukunya apa
DeletePuisi ini ngetop lagi gara2 Ganjar. https://pilkada.tempo.co/read/1078269/kalangan-advokat-akan-laporkan-ganjar-pranowo-ke-polisi
ReplyDeletePuisi yang menyentuh hati sang manusia yang terlena
ReplyDeleteSaya menyukai setiap sajak2 yg beliau buat..
ReplyDeleteka tau judul buku nya engga
Deleteada yang tau buku nya apa puisi ini?
ReplyDeleteAda di kumpulan puisi gismus garapan cok sawitri kalo gak salah....situ lengkap...saya pernah punya tapi di pinjam blm balik😀😀😀
ReplyDelete