Sebagai seorang "bekas" mahasiswa Matematika, saya tahu bagaimana rumitnya membuat rute paling efektif suatu jalan. Bagi mahasiswa Matematika yang menggeluti graph mungkin tahu jelas bagaimana hitungan-hitungannya. Graph adalah himpunan benda-benda yang disebut vertex yang dihubungkan oleh edge. Biasanya, graph digambarkan oleh kumpulan beberapa titik (disebut vertex) yang dihubungkan oleh garis-garis (disebut edge). Dari satu titik ke titik lain dihubungkan oleh garis yang memiliki nilai atau beban.
Membahas teori graph ini
butuh waktu yang lumayan menyita kegiatan penting semacam tidur. Untuk dasar
dari teori graph saja mesti mengambil kuliah Matematika Diskrit 3 sks, belum
lagi mata kuliah Teori Graph yang juga 3 sks. Namun tenang kawan, di sini akan
saya jelaskan aplikasi sederhana dari teori ini. Sebenarnya banyak sekali problem di kehidupan ini yang bisa
diselesaikan dengan teori graph. Satu contoh yang akan saya ambil adalah
pemilihan rute terpendek dari suatu graph (The shortest Path Problem).
Perhatikan peta di bawah
ini. Misalkan si A akan berangkat dari Kota Brebes (sebagai titik awal) menuju
Kota Wonogiri (sebagai titik akhir). Perhatikan bahwa antara dua kota tersebut
terdapat banyak kota yang antara satu kota ke kota lain dihubungkan dengan
garis (edge).
Persoalan mencari rute terpendek di dalam graph merupakan salah satu
persoalan optimasi. Graph yang digunakan dalam pencarian rute terpendek adalah
graph berbobot (weight graph), yaitu graph yang setiap sisinya diberikan
suatu nilai atau bobot. Bobot pada sisi graph dapat menyatakan jarak antar
kota, waktu, ongkos, kepadatan, dan sebagainya. Kata “terpendek” jangan selalu diartikan secara fisik sebagai panjang
minimum, sebab kata “terpendek” berbeda-beda maknanya tergantung pada tipikal
persoalan yang akan diselesaikan. Namun secara umum, “terpendek” berarti
meminimalkan bobot pada suatu lintasan graph.
Nah kawan, perhatikanlah seandainya yang berangkat adalah seorang ahli
graph yang sudah memiliki data komplit terkait opsi-opsi rute yang akan ia
lewati dari Brebes menuju Wonogiri. Tentunya akan berbeda dengan orang yang
asal berangkat dan tidak tahu menahu tentang optimasi. Ingat sekali lagi, beban
antar kota jangan selalu diartikan sebagai jarak minimum.
Dalam sebuah dialog tentang takdir yang memang sering tercipta di sebuah
bengkel, seorang teman berujar kepada saya (tentunya dengan berbagai gubahan di
sana-sini): "Adakah Tuhan dalam menentukan dan menjalankan apa saja di
semesta ini adalah membebani bagi sebagian makhlukNya?". Seketika itu saya
ingat tentang teori graph tadi.
Memang, graph ini lumayan menyita waktu. Teman saya yang mengerjakan
skripsinya tentang teori graph saja butuh waktu satu semester untuk topik yang
lumayan sederhana; butuh survei berhari-hari untuk mendapatkan data, butuh
merenung hingga kalah main PES berbulan-bulan untuk sekedar mengolahnya, dan
butuh baju pinjaman untuk menyeminarkannya.
Tapi saya kembali ingat, yang mengerjakan graph hidup ini bukan teman
saya. Bukan juga dosen graph saya. Tapi Tuhan. Tentu bukan Tuhan yang
akhir-akhir ini menjadi sorotan media gara-gara namanya dipermasalahkan MUI
Jatim. Dialah Tuhan; pencipta pakar graph terbaik di dunia, pencipta ilmu graph
itu sendiri, juga pencipta teman saya yang kasihan tadi.
Tentu kita sudah tahu bahwa Tuhan bertanggung jawab penuh pada
keberlangsungan hidup makhlukNya. Tak ada tukang kayu yang membuat meja
kemudian ia membiarkannya di belakang rumah begitu saja. Jikalau ada, ia pasti
bukan Tuhan yang Almuhaimin dan Alhafidz. Tak
ingatkah kita tentang cerita cicak yang ternyata makanannya adalah hewan-hewan
yang dapat terbang? Tak ingatkah kita tentang burung yang walaupun di dalam
sangkar yang selalu mendapatkan rizkinya? Tak ingatkah kita tentang ayam yang
selalu dengan tenangnya pulang ke kandangnya setiap sore hari, tanpa berfikir
esok makan apa? Ya, Tuhan telah menanggung semua kebutuhan
makhluknya.
Begitulah.. Jika saya boleh menganalogikan, bahwa awal mula penciptaan
kita adalah titik awal dimana kita akan berangkat menuju ke suatu tempat, dan
titik akhir yang menjadi tujuan kita adalah saat kita mengakhiri perjalanan
hidup ini. Atau, boleh saja anda partisi menjadi graph-graph kecil dari
serangkaian graph utama kehidupan anda.
Ya, saya ibaratkan hidup saya ini adalah kereta. Jadi saya sedang
menumpangi kereta yang relnya telah dibuatkan oleh Tuhan. Seandainya kereta
saya adalah kereta yang berjalan dari Brebes sampai Wonogiri, maka sebelum
kereta berangkat, Allah telah membuatkan relnya.
Tak usah lah muluk-muluk. Bayangkan saja seandainya anda adalah seorang
masinis suatu kereta yang relnya telah dibuatkan oleh pakar graph terbaik di
dunia. Ia membuatnya dari data terbaik yang paling komplit, dan dengan teori
terbaik yang ada.
Cukup, tak usah lama-lama
membayangkannya. Tentu anda tak akan was-was tentang apapun di depan anda,
karena si pakar terbaik tadi telah menghitungkan beban paling rendah yang akan
anda lewati selama perjalanan. Itu artinya, jalan yang akan anda lewati adalah
jalan terbaik dari sekian kemungkinan jalan yang ada.
Oke, Tuhan sebagai maha
segalanya menciptakan kita sebagai masinis dalam bentuk yang sebaik-baiknya (ahsani
taqwim). Menciptakan kereta dengan bahan dan dalam wujud terbaik.
Menciptakan rel dengan bahan terbaik. Serta menciptakan rute menggunakan teori
graph yang paling baik.
Jika anda merasa ada yang
salah dengan jalan yang anda lalui ini, yakinlah, itu masih jauh lebih baik
dari kemungkinan jalan yang lain; jalan yang menurut anda lebih baik. Jika anda
merasa memiliki opsi jalan yang lebih baik, merendahlah, data anda tak sekomplit
yang Tuhan punya, teori graph anda tak sebaik yang Tuhan pakai. Maka, apapun
yang terjadi pada hidup anda saat ini, yakinlah bahwa itu adalah yang terbaik.
Tuhan tahu semua tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Satu lagi,
yakinlah bahwa apapun yang terjadi, lewat jalur manapun anda dilewatkan,
tujuan akhir Tuhan adalah Wonogiri. Itu adalah tujuan akhir yang telah anda sepakati dengan Tuhan.
uliiiirrrrrrrrrrrrrrrrr......
ReplyDeletehaloooo.... :D
Delete:-\
ReplyDeleteOke, sekali lagi, anda benar.
:-)
Sekali lagi?? :D
Deletehehe, ya deeh, beberapa kali lagi.. :D >_<
Delete