Wednesday 30 January 2013

Senandung Kalimat Tahlil


Dari Mu'adz ibn Jabal, ia berkata "sabda Raulullah SAW: Siapa yang akhir kalamnya "Laa Ilaha Illa Allah" maka ia akan dimasukkan surga" (Rowahu Abu Dawud). Betapa bahagianya orang dari golongan tersebut. Allahumma ij'alna minhum, Amiin..

Kalimat thoyyibah yang memiliki arti "Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah" itu memang ringan diucapkan, namun sangat berat timbangan pahalanya. Begitu beratnya sehingga orang yang ucapan terakhirnya adalah kalimat "Laa Ilaha Illa Allah" dijanjikan surga. Tidak main-main memang.

Sifat daur dan tasalsul yang mustahil dimiliki Tuhan telah menunjukkan keesaan-Nya, bahwa Tuhan tidak boleh lebih dari satu. Ya, makna yang terkandung dari lafadz tersebut sangat jelas. Lafadz "Laa" yang memiliki faidah nafi lil jinsi berfungsi untuk menafikan (meniadakan) isim (kata benda) yang jatuh setelahnya.

Lafadz "Ilahu" adalah mashdar yang mengandung arti maf'ulnya yaitu "Ma'luh", berarti "yang disembah". Dibaca "Ilaha" (Nashob) karena ia berupa isim nakiroh  dan berposisi sebagai isimnya "Laa", sehingga berlaku amalnya Inna wa akhowatuha yaitu tanshibul isma wa tarfa'ul khobar. Dulu guru saya mengajarkan bahwa khobar dari kalimat ini adalah lafadz "haqqun" (berarti "yang berhak disembah") yang dibuang.

Lafadz "Illa" adalah huruf istitsna' (kalimat yang memiliki faidah mengecualikan). Pengecualian di sini adalah mengeluarkan kata yang terletak setelah "illa" dari hukum kata yang telah dinafikan  (ditiadakan) oleh lafadz "laa".

Lafadz "Allah" adalah Nama bagi Tuhan yang telah kita yakini, yang telah turun temurun diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari arti masing-masing kalimat maka jelas bahwa kalimat "Laa Ilaha Illa Allah" menjelaskan ketauhidan Allah SWT. Kita mungkin sudah meyakininya, namun yang namanya iman itu yazidu dan yanqushu (bertambah dan berkurang), maka tidak ada salahnya apabila kita biasakan lisan dan hati kita untuk selalu mengingat keesaan Allah dengan selalu mengucapkan kalimat thoyyibah. Karena sangat mungkin sekali otak kita tidak selamanya mampu berdzikir, maka perlu dituntun dan dibiasakan.

Kawan, senandung kalimat tahlil yang terdengar pagi ini sangat indah. Kalimat "Laa Ilaha Illa Allah" yang membentuk harmoni memperingatkanku untuk selalu berdzikir kepada-Nya. Menjadikan cucianku yang sudah terrendam tadi sore belum tersentuh sampai sekarang, huhuhu...

Maka agar tidak hanya berhenti di telingaku, dengarkanlah alunan musik "Laa Ilaha Illa Allah" ini.. :D :D



2 comments:

Bagikan Halaman Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More