My Family

Inilah Keluarga Kecilku di Surabaya

Puisi Gus Mus

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Ma Lii Habibun Siwa Muhammad

Aku Mencintai-Mu Tanpa Ku Tahu Siapa Diri-Mu

Tak Kan Terganti

Alunan Simfoni yang Sebenarnya Aku Tak Ingin Mendengarkan Lanjutannya

Saturday, 11 August 2012

Ada Yang Janggal Dengan Niat Puasa Romadlon

0 comments

Bulan Romadlon adalah satu bulan yang sangat dinanti-nanti oleh semua muslim tiap tahun. Sangat banyak keutamaan di bulan ini dibanding dengan bulan lainnya. Namun di sini yang akan saya bahas bukan mengenai bulan Romadlonnya, tapi mengenai lafadz niat puasanya. Bukan mempermasalahkan “niat yang dilafadzkan”, tapi lebih pada koreksi nahwu pada pelafadzan niatnya. Mungkin mengenai “niat yang dilafadzkan” bisa dibaca di artikel saya yang lain. Khusus untuk artikel ini mari kita diskusikan tentang lafadz niat puasa terlepas dari itu bid’ah atau tidak. Tentu yang akan saya bahas adalah lafadz niat yang populer dan berkembang di masyarakat awam.

Sesungguhnya lafadz niat itu tidak ada patokannya karena niat bukan pada mulut tapi pada hati. Oleh karena itu pada artikel ini saya batasi niat yang akan dibahas, yaitu niat puasa yang biasa diucapkan secara berjama’ah setelah jama’ah sholat tarawih pada masyarakat awam. Sering saya (mungkin kita) jumpai lafadz niat puasa yang populer adalah sebagaimana yang tertulis di bawah ini:
نويتُ صوم غدٍ عن اداءِ فرضِ شهرِ رمضانَ هذهِ السنة فرضا لله تعالى

Kenapa Niat Kudu Diucapkan?

7 comments

Niat memang suatu hal yang krusial. Saya sebut krusial karena semua perbuatan itu bergantung pada Niatnya. Jika niatnya baik maka perbuatan itu pun menjadi baik, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu Sabda Nabi: “Innama Al A’malu Bin Niat” (Al Bukhori: 1, Muslim: 1907). Karena saking krusialnya, maka kita bisa lihat di setiap amalan syar’i (ibadah) selalu terdapat Niat dalam rukunnya. Karena begitu pentingnya bahasan Niat ini, maka saya terpancing membuat artikel tentang “niat”.

Sebenarnya definisi Niat sendiri itu apa sih?. Ditinjau dari segi bahasa (etimologi), Niat menurut kamus Al Munawwir adalah maksud, tujuan, ketetapan hati, tekad, keinginan. Sedangkan secara istilah (terminologi), Niat menurut Kitab Fathul Qorib adalah memaksudkan sesuatu bersamaan dengan perbuatannya. Kalau guru saya menjelaskannya dengan gampang, Niat itu krentege ati. Jelas, niat tempatnya bukan di mulut tapi di hati. Jika hati niat melakukan A walaupun yang diucapkan mulut adalah niat melakukan B maka itu tidak menjadi penghalang batalnya niat, karena memang tempatnya niat adalah di hati. Jadi, hati merupakan kunci dari semua pekerjaan. Sehingga benar “Idza sholuhat sholuhal jasadu kulluhu, wa idza fasadat fasadal jasadu kulluhu, ala wahiya Al Qolbu”.

Bagikan Halaman Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More