Dulu, sebelum kehamilan pertama ibunya, kami banyak berkunjung ke tempat-tempat orang sholeh untuk merapalkan doa bagi kehamilan yang tak kunjung datang setelah hampir 2 tahun.
Dalam Al-Quran ada riwayat cerita tentang kehamilan istri Nabi Zakariyya yang fenomenal itu. "Hunalika da'a Zakariyya robbahu", di sanalah (di mihrab Maryam) nabi Zakariyya berdoa kepada Tuhannya. Diksi hunalika (di sanalah, di mihrab Maryam) mengajarkan kepada kita bahwa salah satu faktor penting dalam berdoa adalah pemilihan tempat.
Maka, pikir kami saat itu, tidak ada salahnya kita mencoba "trik" Nabi Zakariyya. Dengan sepeda motor, kami mbolang ke tempat-tempat orang sholeh di sekitar Jakarta, mulai dari Habib Ali Kwitang, Habib Husen Luarbatang, Habib Hasan mbah priok, Syekh Salim bin Sumair mushonnif Safinah, Habib Kuncung, Habib Mundzir Al Musawa, Mbah Hasyim Muzadi, dan lain-lain. Begitu juga saat kami pulang ke Jawa Timur, tempat-tempat orang sholeh seperti Sunan Ampel dan Mbah Kholil Bangkalan tak luput kami kunjungi.
Dan kini, nampaknya sudah saatnya hobi berkunjung ini dikenalkan kepada Ubab. Kemarin, dia kami ajak berkunjung ke Sunan Kudus, Sunan Prawoto, dan mbah Saridin.
Sunan Kudus adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal di Pulau Jawa. Sunan Kudus terkenal dengan dakwahnya di Kudus yang mengedepankan toleransi. Salah satu ajaran Sunan Kudus yang sampai saat ini masih mengakar di Kudus adalah larangan menyembelih sapi (dulu ajaran Sunan Kudus ini dimaksudkan untuk menghormati umat Hindu).
Sunan Prawoto adalah putra Sultan Trenggono, raja Demak ke-3. Kata Cak Nun, Sunan Prawoto inilah leluhur Gus Dur yang memiliki trah raja tetapi lebih memilih jalan sufi: keluar dari kerajaan dan dakwah ke daerah pegunungan di Pati. Maka, kata Cak Nun juga, Gus Dur (saat itu) harus mau menjadi presiden untuk membayar hutang leluhurnya.
Sedangkan mbah Saridin, adalah santri Sunan Kudus yang terkenal majdzub, sehingga seringkali nampak "lebih sakti" dari gurunya. Oleh karena beberapa kali Sunan Kudus "dipermalukan" oleh kesaktian Saridin, maka diusirlah Saridin dari Kudus agar mau berguru ke Demak ke Sunan Kalijaga.
Ubab, anakku, inilah sedikit riyadloh yang bisa kami upayakan untukmu, Nak. Harapan kami, dengan mengenalkanmu kepada orang-orang sholeh, kelak kau akan tumbuh dekat dengan mereka.
Anakku, tumbuhlah menjadi orang baik, Nak. Walaupun kelak kau akan tahu bahwa dunia dan seisinya ini tidak sebaik yang kita kira, ingatlah orang-orang yang kita kunjungi adalah orang-orang baik. Sejenak kau sowanlah kepada mereka.
Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih. Tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.Bila engkau jujur, mungkin saja orang lain akan menipumu. Tapi bagaimanapun, berbuatlah jujur.
Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang. Tapi bagaimanapun, berbuat baiklah, berikan yang terbaik dari dirimu.
Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini semua adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu. Ini bukan urusan antara engkau dan mereka.
No comments:
Post a Comment