My Family

Inilah Keluarga Kecilku di Surabaya

Puisi Gus Mus

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Ma Lii Habibun Siwa Muhammad

Aku Mencintai-Mu Tanpa Ku Tahu Siapa Diri-Mu

Tak Kan Terganti

Alunan Simfoni yang Sebenarnya Aku Tak Ingin Mendengarkan Lanjutannya

Monday, 4 March 2013

Persiapan yang Mengharu Biru

2 comments

Ku tuliskan sebuah kenangan yang sangat sayang apabila dilupakan begitu saja. Bukan karena takut tersapu oleh sang waktu, tetapi lebih kepada memenuhi keinginan untuk me’monumen’kan kenangan indah itu. Kenangan yang terbentuk dua tahun yang lalu.

Cerita itu berawal dari sekitaran bulan terakhir tahun 2010. Sebagai angkatan 2009, waktu itu adalah tahun kedua kami (aku dan teman-teman seangkatanku PBSB ITS, kami menyebutnya D’09) menyandang gelar mahasiswa. Lazimnya mahasiswa tahun kedua, saat itu semangat kami berada pada titik ekstrim relatif untuk belajar berorganisasi. Dengan semangat yang tinggi kami aktif menjadi fungsionaris CSS MoRA ITS, organisasi yang telah menyambut  kami di ITS.

Entah bagaimana awalnya, saat itu kami mulai mencoba memikirkan tongkat estafet kepengurusan CSS MoRA ITS yang selanjutnya akan jatuh pada angkatan kami. Berawal dari ngobrol-ngobrol kecil, akhirnya kami diskusikan isu tersebut pada kumpul angkatan malam itu.

Kepengurusan CSS MoRA ITS yang biasanya berganti pada bulan Juli –seperti pada umumnya organisasi di ITS, pada saat itu muncul isu bahwa instruksi dari CSS MoRA nasional menganjurkan pergantian kepengurusan CSS MoRA PTN diserentakkan pada bulan Maret. Dari situ kami tidak tahu harus bagaimana. Setali tiga uang, sebagai calon penerus pemegang kendali kepengurusan kami merasa masih belum kenal betul CSS MoRA (sejarah, tujuan, bentuk organisasi, dan lain-lain). Oleh karena itu setelah kumpul angkatan malam itu di gedung Fasor (Fasilitas Olahraga) ITS –lebih tepatnya di teras gedungnya, kami para cowok berinisiatif (inisiatif atau memang hasil dari kumpul angkatan ya?) untuk memperkaya informasi terkait CSS MoRA sebelum kami mengurusnya. Langsung saja pada malam itu sebuah sms kami kirimkan kepada tetua CSS MoRA ITS, Mas Zahid (Ketua umum CSS MoRA ITS 2008-2009) untuk menemani kami ngopi sekaligus memberikan kami informasi terkait CSS MoRA dan CSS MoRA ITS. Beli satu gratis satu, Mas Rozak (Kepala Departemen Hubungan Masyarakat CSS MoRA ITS 2008-2009) pun ikut menemani kami malam itu. Bertempat di jembatan Mer (jembatan yang biasa menemani kami menghabiskan malam liburan), sekitar 10-15 anak ditemani 2 orang, hehe, ngopi sambil pokeran yang selanjutnya diakhiri dengan ngobrol-ngobrol santai terkait CSS MoRA dan CSS MoRA ITS dibawah rintik gerimis sampai adzan Shubuh. Dari obrolan malam itu banyak informasi yang ku dapat. Meskipun tidak menyaksikan secara langsung, paling tidak kami mendengar dari orang-orang yang menyaksikan langsung bagaimana tumbuh dan berkembangnya organisasi ini.

Friday, 1 March 2013

Dalam Sepiku Aku Rindu Kalian, Adik2ku

0 comments

Matahari bersinar begitu anggunnya siang ini, membuat prediksi NASA terkait adanya butiran-butiran hitam di permukaan matahari yang akan mengakibatkan semburan-semburan api sehingga sinar matahari semakin panas nampak tidak meyakinkan. Jum'at yang damai mengingatkanku pada kenangan indah itu. Sudah sekitar dua bulan aku tidak bertemu mereka. Terakhir sebelum liburan semester kemarin, sebelum kegiatan rutin tersebut juga libur. Semester ini belum sekalipun aku bertemu mereka.

Menggeluti organisasi memang mengasyikkan jika kita mampu mengambil segala pelajarannya. Lewat berbagai proker dari masing-masing departemen dengan bidang yang berbeda, seharusnya kita mampu menjadi pribadi yang lengkap, setidaknya bisa beradaptasi di beberapa bidang.

Melalui Divisi Pengabdian Masyarakat Departemen Humas CSS MoRA ITS 2011-2012, aku mendapat pelajaran tentang mahalnya harga sebuah dedikasi, tentang indahnya sebuah pengabdian. Proker Kampung CSS yang berada di bawah kendali Departemen ini sangatlah berharga, setidaknya dalam hidupku.

Wajah ceria adik-adik kampung CSS yang menyambut kami setiap Jum’at dan Ahad sore mengajariku tentang pentingnya menyisihkan sedikit waktu bagi sesama, tentang arti seorang kakak bagi adiknya, tentang ilmu yang akan terus mengalir, tentang apapun. Ya, tentang apapun. Ketika hati dan pikiran sedang penuh dengan tugas dan kesibukan-kesibukan lain, mereka mampu mencairkannya. Apapun keadaan hati dan pikiranku, yang jelas saat bertemu mereka serasa tidak ada masalah yang aku pikirkan.

Bagikan Halaman Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More