My Family

Inilah Keluarga Kecilku di Surabaya

Puisi Gus Mus

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Ma Lii Habibun Siwa Muhammad

Aku Mencintai-Mu Tanpa Ku Tahu Siapa Diri-Mu

Tak Kan Terganti

Alunan Simfoni yang Sebenarnya Aku Tak Ingin Mendengarkan Lanjutannya

Monday, 13 July 2015

Makna Sebuah Titipan - WS Rendra

0 comments

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku,
bahwa :
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipan Nya,
bahwa hartaku hanya titipan Nya,
bahwa putraku hanya titipan Nya,

tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini pada ku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik Nya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali oleh-Nya?

Ketika diminta kembali,
kusebut itu sebagai musibah
kusebut itu sebagai ujian,

Nama Keseratus

0 comments

Lagi-lagi aku terpesona dengan puisi mas Ammar. Campuran bahasanya yang selalu nampak menambah indah baris demi baris sajak itu menjadi ciri khas puisinya. Istilah-istilah yang dimunculkan selalu menampakkan kedalaman pengetahuannya dalam berseni. Inilah "Nama Keseratus", puisi yang sedikit banyak mengingatkan kita kepada Al Hallaj dan Syekh Siti Jenar.

===========================
Di ujung malam temaram bertabur wirid
Seorang guru bersila bersama murid
Asma Tuhan mengalun sahut bersahut
Nasut mesra dalam asmara Lahut
Sang arif lirih bermunajat ya Ghafur
Sang murid pun menyebut sampai ya Shabur
Asmaul husna bergema dan berdengung
Sembilan puluh Sembilan nama agung
Tiba-tiba wirid sang murid terputus
Dan bertanya tentang nama keseratus
Mursyid masih larut dalam berdzikir
Sang murid pun semakin dalam berpikir
Karna sang murid tak bermaksud mengganggu
Diam ia bersabar untuk menunggu

Bagikan Halaman Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More