My Family

Inilah Keluarga Kecilku di Surabaya

Puisi Gus Mus

Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Ma Lii Habibun Siwa Muhammad

Aku Mencintai-Mu Tanpa Ku Tahu Siapa Diri-Mu

Tak Kan Terganti

Alunan Simfoni yang Sebenarnya Aku Tak Ingin Mendengarkan Lanjutannya

Friday, 18 November 2022

Tumbuhlah Sebagai Pecinta, Anakku

0 comments

Hanin, semenjak di dalam kandungan, Ibumu tidak merasakan payah sebagaimana yang telah dia rasakan pada kehamilan-kehamilan sebelumnya. Ya, Ibumu telah hamil 3 kali sebelumnya. Kakakmu, Mas Ubab, adalah kehamilan yang ketiga, setelah dua kehamilan sebelumnya keguguran. Penantian dua tahun pertama yang telah melewati berbagai ikhtiyar, akhirnya terbayarkan saat mendapat kabar bahwa Ibumu mendapatkan kehamilannya yang pertama. Hingga akhirnya kehamilan ibumu mengalami keguguran sampai dua kali. Pada saat itulah, Tuhan menunjukkan kasih sayangNya dengan mengirimkan kakakmu di tengah-tengah keluarga ini. Kakakmu Ubab adalah manifestasi Jamaliyyah-Nya.

Adanya Ubab kami anggap sebagai wujud belas kasih Tuhan, sehingga kami tidak terpikirkan kalau akan diberikan amanah lagi untuk kedua kalinya. Hanin, anakku, kelahiranmu adalah bukti kedigdayaaan Tuhan. Engkau adalah manifestasi Jalaliyyah-Nya. Tuhan menunjukkan keperkasaan-Nya di saat hambanya tidak merengek untuk diberi ini itu.

Engkau lahir di Tanah Pahlawan, di mana Bapak dan Ibumu menempuh pendidikan empat tahunnya. Di kota itulah Bapak dan Ibumu bertemu untuk yang pertama kali, 12 tahun sebelum kelahiranmu.

Pagi itu, di penghujung Romadlon 1442, Ibumu masih sempat makan sahur sebelum berangkat ke Rumah Sakit. Di sepanjang perjalanan hingga mengantarkan Ibumu ke ruang bersalin, ucapan sholawat tak henti-hentinya ku lantunkan, memohon pertolongan kepada kekasih-Nya untuk memintakan kemudahan dalam kelahiranmu. Sayangnya, masa itu adalah masa pandemi, aku tidak diperkenankan menemani Ibumu memperjuangkan kelahiranmu. Aku pergi ke Musholla untuk melaksanakan sholat Shubuh dan merapalkan doa apa saja yang bisa ku rapalkan. Setelah shubuh, tanggal 11 Mei 2021, di penghujung Romadhon, tangismu menandai awal perjalananmu di dunia fana ini. Alhamdulillah Alhamdulillah, hanya pujian kepadaNya yang bisa aku ucapkan.

Bagikan Halaman Ini

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More